Sabtu, 09 Oktober 2010

CARA-CARA SEDERHANA
Kita Juga Bisa Menjadi Pelayan Tuhan "Lalu Ia berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu
tidak percaya?" (Markus 4:40)
Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak
ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.   (Lukas 21 : 15)
PENCERAHAN AWAL
Banyak orang Kristen yang memiliki pendapat atau pola pemikiran, apabila  mereka ingin
bekerja menjadi pelayan Tuhan, mereka baru bisa memulainya dengan terlebih dahulu
menjadi seorang Pendeta.
Sungguh, pola pemikiran seperti ini merupakan sebuah pola pemikiran yang terlalu sempit
dan keliru sekali...
Apabila kita diminta untuk melakukan tugas pelayanan dengan melayani di ladang Tuhan,
terkadang
otak kita cepat sekali membuat serta menyampaikan sejumlah alasan yang
dianggap cukup realistis dan dapat diterima orang lain, agar beban
tugas pelayanan tersebut tidak dilimpahkan kepada kita.
Bahkan ada sejumlah orang yang secara terang-terangan membuat pernyataan bahwa tugas
melayani sebagai pelayan di ladang Tuhan, bukanlah bagian dari tugas yang harus
dilakukannya selama Tuhan masih memberikan nafas kehidupan kepada mereka.
Sekali
lagi, bila itu yang ada dalam benak kita, maka itu merupakan pola
pandang serta pola berpikir yang terlalu sempit dan keliru sekali...
Memang harus diakui, melakukan tugas pelayanan di ladang Tuhan tidaklah mudah. Hal
terberat dan sering kali dianggap menjadi batu ganjalan bagi seseorang untuk melaksanakan
niat tulus menyampaikan kabar baik yang datangnya dari Tuhan Yesus Kristus, yaitu :
1. kurangnya kemampuan untuk mengingat bagian-bagian dari Firman Tuhan, serta
2. kurangnya rasa percaya diri.
Sebuah
kata bijak berkata : "Sebelum mencoba, janganlah bicara...", merupakan
jawaban yang cukup tepat untuk mengeliminir kedua point keberatan
diatas diatas.
Padahal, kalau kita mau berpikiran kreatif dan
inovatif, untuk menjadi pelayan Firman Tuhan, kita bisa memulainya
terlebih dahulu dengan cara-cara yang sederhana, yaitu dengan
melakukan berbagai bentuk kegiatan atau aktivitas yang lazim kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kita pun dapat melakukannya dengan cara mengucapkan kata-kata baik, sopan, ramah, dan juga jujur, kepada orang lain.
Dengan kata lain bisa dikatakan, kita bisa memulai langkah kita untuk menjalankan tugas
sebagai
pelayan Firman Tuhan, dengan cara : Bersikap yang benar, melakukan
segala sesuatu dengan tulus, dan berkata-kata dengan penuh kejujuran
serta penuh kasih.
Kita harus bisa menjaga agar pikiran kita tidak bercemar. Lalu kita harus bisa menjaga
agar perkataan yang keluar dari mulut kita, isinya tidak selalu berisikan ucapan-ucapan
yang mengagung-agungkan segenap kemampuan serta potensi diri yang ada pada diri kita,
di depan atau kepada orang lain.
Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
(II Timotius 2 : 16)
Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur
dan
bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam
pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal
buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.
  (Titus 2 : 7)
Kesimpulan
kecilnya : kita tampilkan dahulu secara nyata siapa dan bagaimana
sesungguhnya pribadi anak-anak Tuhan yang sebenar-benarnya serta
sebaik-baiknya.
Itu sama saja kita melakukan atau menyatakan
KASIH kepada orang lain karena KASIH akan nampak nyata terlihat di
dalam perbuatan. That is true...
"Sesungguhnya, perbuatan dapat berbicara lebih keras apabila dibandingkan dengan kata-kata semata..."
Apabila kita mampu melaksanakan pola hidup demikian, maka kita tidak perlu lagi memiliki
cara
pandang bahwa untuk melakukan tugas pelayanan akan Firman Tuhan, kita
harus mengikuti berbagai bentuk pendidikan formal tentang Firman Tuhan.
Mengikuti pendidikan formal akan Firman Tuhan, untuk kepentingan dan maksud tertentu,
memang perlu dan harus untuk dilakukan. Alasannya, agar kita memiliki arah yang benar dan
tepat dalam menyampaikan Firman Tuhan. Tapi itu bukan berarti kita harus melakukannya.
Kita
dapat menggantikan fungsi pendidikan formal tersebut dengan banyak
membaca buku-buku rohani, banyak mendengarkan khotbah pendeta dan
mencatat point-point penting yang disampaikannya, serta banyak
melakukan sharing tentang Firman Tuhan.
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.  
(I Timotius 6 : 6)
MELAYANI DENGAN CARA SEDERHANA
Sesungguhnya, kita bisa bersaksi tentang Kristus kepada anggota keluarga kita, orang-orang
di sekeliling kita, atau orang kepada lain yang tidak kita kenal, bukan dengan berbicara
secara terbuka tentang kebaikan Tuhan (melalui khotbah atau bentuk ceramah), namun bisa
pula dengan cara menampilkan citra seorang anak Tuhan yang hidup baik dan benar.
Perbuatan seperti itu sudah menjadi bagian dari pelayanan kepada Tuhan. Karena untuk
menyampaikan
sebuah kesaksian tentang kebaikkan dan Kasih Tuhan kepada kita, we can
do it that with natural touch... (menyampaikan dengan apa adanya).
Berdasarkan realita kehidupan iman yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, pada
satu waktu tertentu, memang perlu menyediakan sebagian waktu kita khusus untuk
"menginjili" orang lain, karena menyampaikan sukacita dari Allah itu merupakan sebuah
keharusan atau ketentuan yang mutlak kita lakukan selama kita masih memiliki nafas
kehidupan.
Kita dapat melakukannya dalam bentuk menyediakan sebagian waktu kita untuk selalu
berhubungan dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita. Kita harus
menjaga pola komunikasi kita dengan orang-orang di sekitar kita.
Adapun
tujuannya, agar kita dapat berbagi secara langsung di dalam KASIH dan
sukacita yang kita terima dari Tuhan, dengan yang sewajarnya,
sebenarnya, serta seharusnya.
We can share our thoughts, share our happines, share our sorrows... because
it's so natural...
Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang di lingkungan di sekitar kita
tersebut, kita dapat sharing dengan mereka. Kita dengarkan curahan hati mereka. Kita
buat diri kita menjadi pihak yang bisa mendengarkan segala keluh kesah orang lain dan
mencoba memberikan solusi melalui berkat-berkat yang telah kita terima dari Tuhan.
Kita
bisa mendengarkan mereka, karena memang, dengan menjadi seorang
pendengar yang baik, sedikitnya kita bisa membantu mereka untuk
memberikan kelegaan atas segala penat yang mereka rasakan.
Ingatlah pada sebuah pepatah yang mengatakan :
"People don't care how much you khow until they know how much you care..."
Terkadang, kita terlalu bersemangat untuk berkelut dengan diri kita sendiri sampai kita
lupa memperhatikan bagaimana dengan kehidupan, keadaan, atau perkataan orang lain.
Keadaan seperti ini membuat kita pada kondisi-kondisi tertentu, hanya mau mendengarkan
orang-orang tertentu saja : orang-orang yang kita sayangi, kita kenal, atau mereka yang
benar-benar perduli dan tulus dengan kita.
Sometimes, everybody do that… Tapi itu bukanlah pola dan cara yang benar. Tuhan tidak
pernah mengajarkan kita bersikap seperti itu. Itu bukanlah ungkapan KASIH, karena KASIH
itu
tidak pernah mengajarkan kita untuk memperhitungkan sesuatu atau
menganggap sesuatu yang baik hanya dari orang-orang tertentu saja.
Kebenaran akan Firman Tuhan itu bisa kita dapatkan, kita dengar, dan juga dapat kita
sampaikan dari siapa saja serta kepada siapa saja, dengan maksud serta tujuan untuk
memuliakan nama Tuhan dan menyatakan Firman Tuhan dalam KASIH.
Dengan
kata lain bisa dikatakan, bahwa kita sebaiknya tidak menciptakan
sebuah  komunikasi yang sifatnya searah semata, dimana kita hanya mau
didengarkan namun tidak mau mendengarkan.
If He is in our life, if He is in us, then we can love them like He loves us...
TALENTA
Setiap orang memiliki talenta. Talenta yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan
talenta yang dimiliki orang lain. Karena talenta merupakan suatu kemampuan "special" yang
Tuhan berikan kepada kita agar dapat kita pergunakan untuk memuji, memuliakan, dan
menyampaikan kabar baik yang nyata serta ada di dalam Yesus Kristus.
Pada dasarnya, ada sejumlah bentuk talenta yang dapat digunakan untuk bekerja menjadi
pelayan di ladang Tuhan. Beberapa diantaranya : sebagai seorang pendoa, sebagai seorang
singer (penyampai puji-pujian kepada Tuhan), sebagai penulis, dll.
Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan berbagai macam talenta yang ada pada kita. Dan
Sangat besar kemungkinan, berbagai talenta itu, bisa juga kita pakai melayani dalam
pelayanan untuk menyampaikan kabar baik yang nyata dan ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Seseorang yang diberikan Tuhan talenta sebagai pendoa, dapat memanfaatkan talentanya itu
untuk
mendoakan orang sakit, untuk menjadi pendoa syafaat, untuk menjadi
pendoa pada saat akan dilakukan ibadah sektor atau bahkan ibadah di
Gereja, dll.
Seorang singer dapat memanfaatkannya sebagai pemimpin puji-pujian atau anggota singer di
Gereja, sebagai anggota paduan suara, sebagai penyampai puji-pujian secara solo, dll.
Seorang
yang mendapatkan talenta sebagai seorang penulis dapat memanfaatkan
talentanya itu untuk membuat berbagai bentuk karya tulis (baik itu
berbentuk buletin, artikel, puisi,
atau bahkan sebagai seorang penulis buku).
Talenta
itu adalah berkat dan karunia dari Tuhan. That is a gift, that is a
bless from Him to us. Sekarang, tergantung pada bagaimana kita
menggunakan talenta yang kita miliki untuk menyampaikan kabar baik dan
memuji serta memuliakan nama Tuhan.
THE LAST
Untuk
bekerja sebagai pelayan Firman Tuhan, memang tidak mengharuskan setiap
orang yang ingin aktif melakukan tugas pelayanan, memiliki latar
belakang pendidikan teologia. Kita bisa melakukannya secara natural dan
memulainya dengan cara-cara yang sederhana.
Adapun cara yang paling mudah dan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan
menunjukkan
sifat serta sikap yang mencerminkan kepribadian sebagai anak-anak
Allah, yang dapat diwujudkan dengan suka melakukan perbuatan KASIH.
Salah satu contohnya, yaitu dengan membuka diri kita untuk mau dan bisa menjadi teman
sharing atau curhat, dimana kita bisa menjadi seorang pendengar yang baik dan setia bagi
orang-orang yang sedang berbeban berat.
Ketika hal-hal sederhana sudah bisa kita lakukan, kita dapat mengembangkan bentuk
pelayanan kita dengan memanfaatkan talenta yang kita miliki.
Talenta membuat bentuk pola pelayanan Firman Tuhan yang ingin kita lakukan menjadi
lebih spesifik dan cenderung lebih mengena (apabila dikaitkan dengan besaran jumlah
orang yang mendapatkan atau merasakan pelayanan yang kita lakukan).
Memperhatikan
itu semua, maka bisa dikatakan bahwa tugas melayani dalam pelayanan
akan Firman Tuhan merupakan sebuah tugas yang bisa dilakukan siapa saja
karena hal tersebut (melayani dalam pelayanan di ladang Tuhan) dapat
dilakukan dengan cara-cara yang sederhana, dimana kita hampir selalu
melakukannya dalam perjalanan kehidupan masing-masing kita.
Jakarta, August 13, 2007